Selasa, 15 Maret 2011

Bahaya Radiasi Nuklir

Awal perkenalan umat manusia dengan radiasi pengion dimulai ketika Wilhelm C. Roentgen (1845 – 1923), fisikawan berkebangsaan Jerman, pada tahun 1895 menemukan sejenis sinar aneh yang selanjutnya diberi nama sinar-X
Beberapa hari yang lalu jepang dilanda musibah Gempa & Tsunami. Dan Terjadi ledakan di PLTN Fukushima dai-ichi.PLTN ini dikelola hati-hati memang aman, tetapi di Indonesia?sekarang kecenderungan negara-negara maju mulai menghentikan pengambilan energi nuklir ini karena kesulitan dalam pengelolaan limbahnya.

Tingkat radiasi nuklir meningkat setelah ledakan terbaru dan kebakaran di PLTN Fukushima Daiichi (Fukushima No 1). Pemerintah Jepang menyatakan paparan radiasi ini bisa mengancam kesehatan manusia.

"Api keluar dari reaktor unit 4 dari PLTN Fukushima Nomor 1 yang terkena dampak gempa dan tingkat radiasi meningkat jauh," ujar Perdana Menteri Jepang Naoto Kan seperti dilansir dari AFP, Selasa (15/3/2011).

Reaktor yang meledak ini adalah unit 2. Sedangkan kabarakan terjadi di reaktor unit 4. Fukushima No 1 memiliki 6 reaktor yaitu unit 1 hingga 6.

Ledakan pada unit 2 ini itu menyebabkan atap wadah reaktor hancur. Uap pun membumbung memenuhi reaktor. Pemerintah Jepang mengatakan dua ledakan sebelumnya tidak sampai menimbulkan kerusakan wadah reaktor.

Sementara tingkat paparan radiasi terpantau meningkat 4 kali lipat setelah ledakan itu.

"Tingkat radiasi terbaca pada pukul 08.31 meningkat menjadi 8.217 microsievert dalam 1 jam, dari 1.941 mikrosievert pada 40 menit sebelumnya," ujar operator PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Co.

Pemerintah Jepang mengatakan tingkat radiasi bisa mencapai 1 juta mikrosievert atau lebih sebelum menyebabkan penyakit akibat paparan radiasi.


Selang satu tahun dari penemuan sinar-X tersebut, fisikawan Perancis Antonie Henry Becquerel menemukan unsur Uranium (U) yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Untuk selanjutnya bahan yang memiliki sifat seperti itu disebut bahan radioaktif.
Dua tahun kemudian, pasangan suami-istri ahli kimia berkebangsaan Perancis Marie Curie dan Piere Curie menemukan unsur Polonium (Po) dan Radium (Ra) yang memperlihatkan gejala yang sama seperti Uranium.
Beberapa efek merugikan yang muncul pada tubuh manusia karena terpapari sinar-X dan gamma dengan dosis berlebihan segera teramati tidak lama setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut. Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya beliau berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif. Meskipun demikian, upaya perlindungan terhadap bahaya radiasi pada saat itu belum mendapatkan perhatian yang serius.
Studi intensif efek radiasi terhadap jaringan tubuh manusia terus dilakukan oleh para ahli biologi radiasi (radiobiologi), hingga akhirnya secara pasti diketahui bahwa radiasi tersebut dapat menimbulkan kerusakan somatik berupa kerusakan sel-sel jaringan tubuh dan kerusakan genetik berupa mutasi sel-sel reproduksi. Dengan demikian manusiapun menyadari bahwa radiasi dapat memberikan ancaman terhadap kesehatan manusia yang perlu diwaspadai. Resiko kerusakan somatik dalam bentuk munculnya penyakit kanker dialami langsung oleh orang yang sel somatiknya terkena penyinaran. Sedang resiko dari kerusakan genetik tidak dialami oleh yang bersangkutan, melainkan keturunan orang tersebut mempunyai peluang untuk menderita cacat genetis.
Studi epidemilogi efek biologi dari radiasi pengion yang telah dilakukan melibatkan tidak kurang dari dua juta orang dewasa dan anak-anak. Studi tersebut dilakukan terhadap mereka baik yang menerima paparan radiasi dari alam di atas normal, para korban bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, para korban kecelakaan fasilitas nuklir (PLTN Chernobyl misalnya) termasuk mereka yang masih di dalam kandungan sewaktu terjadi kecelakaan, serta para pekerja radiasi dan penduduk di sekitar suatu instalasi nuklir.


0 komentar:

Posting Komentar